
BANGKINANG – Komisi I DPRD Kampar merespon cepat kasus viralnya jenazah dibopong sejumlah orang tanpa mobil ambulan di Desa Senamanenek, Kecamatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar dengan menggelar audiensi dengan warga dan sejumlah pihak di ruang rapat Komisi I DPRD Kampar, Senin (5/5/2025).
Rapat ini dipimpin Ketua Komisi I Ristanto dan dihadiri Wakil Ketua Komisi I Azhari, Sekretaris Komisi I Min Amir Habib Efendi Pakpahan dan anggota Komisi Jonni Fiter Suplus dan Irwan Saputra. Tampak hadir juga Camat Tapung Hulu Wira Sastra, Kepala Puskesmas Tapung Hulu dr. Rehulina Manita dan staf, Public Relation PT Energi Mega Persada (EMP) Ferdy Ramadhana, sejumlah ninik mamak, tokoh masyarakat.
Ikut hadir pula pemilik akun di salah satu platform media sosial “Etek Berdaster”, Yeni Marlina yang memposting peristiwa jenazah yang dibopong oleh sejumlah orang yang menyebabkan postingan tersebut viral di dunia maya.
Dalam pertemuan ini terungkap sejumlah hal, diantaranya bahwa mobil ambulan yang dihibahkan oleh Pemerintah Kabupaten Kampar kepada Desa Senamanenek tidak digunakan sebagaimana mestinya dan mobil itu sudah berubah bentuk fisik, diantaranya di dinding mobil
tidak lagi ada stiker dan logo Pemkab Kampar dan sejumlah foto pendukung serta sejumlah pesan dari Pemkab Kampar seperti mobil ambulan bantuan Pemkab lainnya.
Pucuk Suku Pitopang Datuk Hermanto Laksamano menyampaikan bahwa masyarakat sering kesukitan untuk bisa menggunakan mobil ambulan desa dan kejadian pada Sabtu (3/5/2024) sore itu bukan yang pertama kali di Senamanenek. Beberapa bulan lalu, ada warga yang sakit dan membutuhkan ambulan untuk dibawa rumah sakit, namun ambulan tak bisa digunakan dan terpaksa ia dibawa pakai mobil pribadi milik warga. “Sampai rumah sakit meninggal dan pulang pakai ambulan rumah sakit.
Masyarakat sudah bosan dan resah, itu ambulan berada di rumah Kades, Sekdes dan kantor desa,” ungkapnya.
Ia mengharapkan mobil ambulan desa bisa digunakan dengan prosedur yang lebih mudah dan tidak digunakan sebagai mobil pribadi.
Hal senada juga diungkapkan Datuk Paduko Rajo. Kades dituding pilih kasih dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Sementara itu, Yeni Marlina, pemilik akun TikTok Etek Bedaster mengungkapkan kronologi perekaman vidio yang ia posting di akun TikTok. Yeni menceritakan bahwa pada saat kejadian ia sedang berada di tempat pesta, tak jauh dari tempat kejadian korban meninggal yang dibopong oleh sejumlah warga menggunakan tangan atau tanpa tandu maupun mobil ambulan.
Saat itu warga mencoba menghubungi ambulan di Gatering Station (GS) PT Energy Mega Persada (EMP) karena hanya berjarak sekira 1 kolometer dari lokasi meninggalnya Kilut (32) di salah satu kebun sawit yang meninggal dalam keadaan terbujur kaku.
Upaya warga meminjam mobil ambulan desa maupun perusahaan tak berhasil, maka jenazah terpaksa dibopong dari kebun sawit. “Di situ saya vidiokan karena ambulan tak bisa dipinjam,” ungkap Yeni.
Namun dalam pertemuan ini sejumlah pihak berupaya menyampaikan pembelaan.
Kepala Puskesmas Senamanenek dr. Rehulina Manita mengungkapkan bahwa kejadian itu adalah masalah mis komunikasi ditambah lagi signal telepon seluler pada saat itu sedang tidak aktif. Namun demikian ia mengungkapkan bahwa vidio yang terlanjur beredar itu hanya sepotong dari kejadian itu di mana pada saat jenazah sudah sampai di jalan besar mobil Puskemas sudah berada di lokasi dan jenazah dibawa ke rumah duka sudah menggunakan mobil ambulan dari Puskesmas. Ia mengungkapkan bahwa selama ini dua unit mobil ambulan Puskesmas selalu siap untuk melayani kepentingan masyarakat tanpa membeda-bedakan masyarakat.
Sementara itu Public Relation PT EMP Ferdy Ramadhana membenarkan ada masyarakat datang ke GS Lindai. Waktu itu pihak perusahaan menyarankan untuk menggunakan ambulan desa sebab pada saat itu pihak perusahahan sedang melakukan perbaikan kelistrikan yang pekerjaan yang berisiko tinggi dikarenakan tumbangnya pohon, sehingga menyebabkan aliran listrik di GS Lindai mati total.
“Dengan pertimbangan tersebut kami sarankan warga untuk mencari alternatif lain. Hal ini juga pernah terjadi saat warga membutuhkan ambulan pada tengah malam, dan itu kami bantu yang memang ambulan dalam posisi standby,” ujarnya
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi I DPRD Kampar Ristanto berharap kepada perusahaan agar mempermudah urusan masyarakat yang meminta tolong. Perusahaan diminta tidak terlalu kaku dalam mengatasi masalah sosial di Senamanenek mengingat wilayah desa ini cukup luas dan jumlah penduduknya cukup banyak.
Kejadian ini hendaknya menjadi pelajaran bersama dan kedepan perusahaan diminta lebih memperhatikan masyarakat.
Sekretaris Komisi I Min Amir Habib Efendi Pakpahan menyampaikan sejumlah rekomendasi Komisi I pada pertemuan ini kepada pihak terkait.
Komisi I menilai ketidakhadiran pemerintah dan perusahaan dalam masalah ini. Habib mengatakan, peran kepala desa sangat diharapkan dalam melayani masyarakat.
Komisi I meminta organisasi perangkat daerah terkait melakukan audit dan pemeriksaan terhadap penggunaan mobil ambulan di Senamanenek termasuk memanggil person yang menguasai mobil ambulan dan membuka logo Pemda di mobil tersebut.
Komisi I juga meminta Pemdes Senamanenek tanggap terhadap kebutuhan masyarakat.
Kepada perusahaan yang beroperasi di wilayah kerjanya untuk melakukan koordinasi dengan masyarakat setempat, camat Kades dan tokoh masyarakat lebih humanis.
Camat Tapung Hulu Wira Sastra mengungkapkan, terkait SOP mobil ambulan, dari 14 desa di Senamanenek, awalnya semua mobil ambulan bantuan Pemkab Kampar ini pakai logo Pemkab.
Dari pertemuan dengan Upika Kecamatan Tapung Hulu, kedepan Pemdes diminta segera berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) dan memasang logo di ambulan sesuai aturan dan program dari Bupati/Wakil Bupati Kampar.
Kepada Pemdes diminta agar menyampaikan kepada masyarakat siapa nama supir ambulan dan nomor handphone yang bisa dihubungi dan tidak tebang pilih memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Terkait tidak hadirnya Pemdes Senamanenek dalam pertemuan ini,
Kepala Desa Senamanenek Abdoel Rachman Chan sedang persiapan perjalanan ke Tanah Suci Mekkah dan diwakili
Sekretaris Desa Senamanenek Kurnia Sejahtera Muchlis mengatakan, pihak Pemdes tidak hadir dalam pertemuan ini karena ada informasi dari Camat Tapung Hulu bahwa Inspektorat akan turun ke Desa Senamanenek. “Kita sudah di perjalanan menuju DPRD tapi dikabari Pak Camat kalau Inspektorat turun. Maka kita balik lagi ke desa,” ujar Sekdes melalui pesan singkatnya.
Saat dikonfirmasi mengenai permasalahan yang disampaikan sejumlah kelompok masyarakat dan ninik mamak dalam pertemuan itu, sampai berita ini diturunkan Sekdes Senamanenek belum memberikan jawaban.(adv)